Kicauan Dunia Kedua
Kelak, masaku dan masamu akan berbeda
Tidak ada lagi kita, hanya aku, kamu, dan gelombang tanpa udara
Begitu mudah mencari arti, bahkan untuk yang tak pernah terdifinisi
Jeruji besi tak mampu menahan indra sang pencari
Orang-orang itu,
Terlalu sibuk berbenah dan merawat kebun tetangga
Terlalu asik melihat diri di cermin dan tersenyum bangga
Terlalu terlena mencari aroma diri di tengah kotoran sapi
Begitu hina, hingga kini ku tak bisa membayang lagi
Siapa yang salah?
Alam yang diam?
Takdir yang nista?
Atau Tuhan yang tak begitu peka?
Atau beranikah kita,
Menunjuk manusia, setan berakal dari nirwana
Yang dengan naif membungkus ikan mati dalam kain sutra
Orang sepertiku, sepertimu, seperti kita
Kelak, masaku terlihat suram
Karena ku kira kemanusian telah terkikis habis
Oleh otak pintar yang menemukan jalan keluar dalam ketakterbatasan
Oleh keserakahan yang mengalir bagai sungai di neraka jahanam
Bahkan kini sudah tercium dari angkasa
Busuk, sesak, dan menyiksa
0 komentar:
Posting Komentar