Jumat, 07 Desember 2018

Resensi Film To Kill A Mockingbird


Scout Finch, Langkah Kecil Mengetuk Nilai Kebenaran





Judul Film       : To Kill A Mockingbird
Tanggal Rilis   : 25 Desember 1962 (Amerika)
Sutradara         : Robert Mulligan
Durasi              : 2 jam 10 menit


"Kau tidak akan pernah memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya. Hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.” –  Atticus Finch.

Sebuah kalimat yang tanpa kita tahu meresap dengan cepat ke dalam tubuh kita. Kalimat yang akan membuat penonton menganggukkan kepalanya dengan khikmat ketika Atticus Finch mengucapkannya di teras rumahnya sambil memeluk anak perempuannya, Scout Finch.

Film To Kill A Mockingbird bercerita mengenai keluarga Finch, sebuah keluarga kecil yang tinggal di Maycomb, Alabama. Atticus Finch, ayah tunggal yang merupakan seorang pengacara lokal yang telah lama mengabdi di kota kecil tersebut dan terkenal dengan sifatnya yang adil dan bijak. Atticus tidak pernah membeda-bedakan kasus yang dibelanya, dan dia mengajarkan nilai-nilai baik itu kepada kedua anaknya. Anak pertamanya, Jem Finch, seorang laki-laki yang mulai beranjak dewasa dan larut dalam keingintahuannya. Dan anak perempuannya, Jean Finch, gadis tomboi yang baru saja memasuki sekolah dasar dan mulai bertanya-tanya tentang ketidaknormalan di lingkungannya.

Menariknya, Film yang diangkat dari novel best seller karangan Harper Lee ini diceritakan dari sudut pandang Jean Louise Finch alias Scout Finch. Seorang gadis kecil yang menjadi saksi mata sebuah ketidakadilan yang terjadi di lingkungan masnyarakatnya. Scout Finch, gadis yang baru masuk sekolah dasar di kota kecil itu merasakan kejanggalan-kejanggalan yang membuat dirinya tanpa sadar terjun dalam kubangan noda hitam yang berada di kotanya sendiri. Merasakan sendiri bagaimana prasangka buruk dan diskriminasi merajai sistem sosial dan membuat rasa menghargai yang seharusnya menjadi dasar berinteraksi menjadi hilang. Melalui sudut pandang segarnya, gadis kecil itu dengan berani menyusuri kebenaran-kebenaran.

Selanjutnya, Film ini berlatar di Amerika dalam rentang waktu 1930-an dimana Amerika masih diselimuti diskriminasi terhadap kulit hitam. Masalah muncul ketika Atticus dimintai atasannya untuk menangani pria berkulit hitam yang menjadi tersangka pelecehan seksual atas wanita berkulit putih. Sejak saat itu, kehidupan keluarga Finch mulai berubah. Masyarakat mengucilkan mereka. Para pihak yang berkuasa di pengadilan menutup mata terhadap semua kebenaran yang disajikan dengan jelas di depan mata mereka. Sebuah warna kulit membuat mereka lupa bahwa orang yang mereka perlakukan dengan tidak adil juga memiliki keluarga yang harus ia beri kehidupan. Tidak tanggung-tanggung, pengadilan memberikan hukuman gantung pada orang berkulit hitam tersebut. Tapi, apakah para pembela orang berkulit putih itu salah? Tidak. Karena kita hanya bisa memahami seseorang jika kita melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya dan menjalani hidup dengan caranya.

Tidak sedangkal konflik utama yang diangkat, film yang beberapa kali mendapat penghargaan bergengsi ini banyak mengulik mengenai nilai-nilai yang sensitif di masyarakat. Bahkan mungkin lebih sensitif daripada masalah diskriminasi warna kulit. Contohnya, adanya tokoh Boo Radleyyang dianggap orang gila oleh orang-orang dikompleks rumah keluarga Finch. Keberadaannya yang misterius dan suara-suara aneh di sekitar rumah Boo Radleymembuat masyarakat membuat spekulasi tersendiri terhadap keluarga Radley. Hal itu membuat Boo Radley tidak pernah keluar rumah dan tidak pernah bersosialisasi.

Film ini dibuat tahun 1960-an, maka bukan sebuah kesalahan jika kualitas gambar dan suara dari film ini terbatas. Namun, hal itu tidak terlalu kentara karena kelincahan aktor-aktor dalam memainkan peran, terutama Gregory Peck dan Mary Badham yang berhasil membawa penonton mengenai zona sentimentil yang berusaha dibuat oleh sutradara. Dengan judul yang sangat menarik, yaitu To Kill A Mockingbird, film ini patut dijadikan pilihan untuk mengisi waktu luang pembaca dan film ini akan men-transfer nilai-nilai kehidupan ke dalam pikiran pembaca. Mockingbird sendiri artinya innocence. Analogi bagi seorang yang tidak merugikan, tidak mengganggu orang lain, burung yang hanya bersiul dan bernyanyi tanpa mengganggu ketentraman lingkungan. Membunuh mockingbird (to Kill a Mockingbird) adalah dosa dan sama dengan membunuh kebenaran.

KATA-KATA

Topeng Keemasan


Dirimu senyap
Seperti serpihan api neraka
Menggeret tetas-tetas lara
Bisikan penari tambang membungkam
Seribu tawa menjalar di balik geraham
Kering, suci, binasa



Tonggak penuntun merajaimu
Membawa lari sabda sang yang melampaui
Seperti jiwa di bibir jembatan, melayang
Bersemayam dalam lirikan kebencian
Meresap dengan bumbu keangkuhan
Cantik, lihai, gelap


"Engkau harus"
Melayang bagaikan sapi di padang pasir
Sampai belenggu "jahat" melabeli
Seperti jerat yang tersesat di jerami
Seperti setan yang memeluk nadi
Seperti anjing api yang berbicara dari jantung bumi
Melahap air busuk yang keluar dari pengetahuan sang pemimpi
Menanggalkan semua penyerahan diri
Bodoh, pincang, lapar



Biarkan Tuhan berbicara
Ratap sendu mengalir, tawa pilu menghujat
Memberi tulang dan daging pada kuasa
Agar pekat, seperti noda jeruji pada kain penyuci diri
Merengkuh noda kebajikan dari olokan retorika
Hingga manusia tak lagi telanjang buta
Serakahkah memberi harap pada kebinasaan?
Miskin, fana, dangkal



Kini, tanda-tanda cuaca menghiasi para pujangga
Menggelitik telinga kerbau seperti boneka-boneka kosong
yang patuh pada semesta
Sabda, dari diriku
Yang lemah akan ciptaan-Mu

KATA-KATA

Budak Kecil di Pelukanmu


Senja kala itu
Derap langkah mendera, berdentang di ujung jemariku
Kau dan hilang
Bagaikan sayap dan udara kenistaan
Bertawakan diri
Mencerna kata hati yang tiada henti mengalunkan kematian

Tok, tok, tok
Rayuan lesung kaca tak mampu menggugah setan malam
Terlelap, bagai anak kucing di pangkuan sutra
Di istana muda yang berkristal bagai permata
Mendengungkan simfoni kepercayaan
Seperti ular menjelma menjadi gulungan kertas sahaja

Bahwa lelah dan janji hanyalah ilusi
Benarkah ini dunia yang kau tinggali?
Karena aku, disini
Hanya bisa merasa, tak bisa melihat

Yang kutahu,
Cinta adalah kata
Kata adalah topeng
Topeng mengajarimu seribu cara bersembunyi
Seperti kepalsuan dan sandiwara yang mengudara
Hingga mereka merengggut dirinya sendiri dari dekapanmu
Karena dia tahu siapa pemiliknya yang sejati

Kau tahu,
Mengukur kedalaman rasa butuh jerat nestapa
Sedangkan ironi tak ada dalam rangkaian hidupmu
Sedangkan ruang pengap tak menjadi kesukaanmu
Lalu, haruskah ku gunakan ulu hatiku?
Untuk mengobatimu dari sakitnya topeng yang mulai mengakar di wajahmu?
Merenggut kulit dan indera setanmu?
Menyesap darah dan cahaya dari rongga matamu?
Jujur, aku hanya ingin diam
Menyaksikanmu bersama rasa sakit,
Putus asa,
Sesal,
Dan kegelapan,
Untuk sedetik saja, sebelum aku menyerapnya
Dengan tetas air mata yang tak lagi berharga

Tawamu kala itu
Bagaikan pelabuhan di tengah hutan
Hukum rimba dengan pohon besar menantang
Terlalu takut berjalan, diriku membayang
Rasaku membungkah sebab atap cukup menghangatkan
Tapi, sadarlah aku bahwa itu tak akan membawaku pulang
Pelabuhan itu tak berarti
Seperti diriku
Yang hanya mampu mengartikanmu
Dan tak mampu mengartikan diriku sendiri

Jangan ingatkan aku
Aku tahu,
Aku bodoh kala itu

Senin, 01 Januari 2018

Opini Mengenai Kesalahan Siswa dalam Memilih Jurusan Kuliah

Kesalahan dalam Memilih Jurusan Kuliah





Pemilihan jurusan kuliah atau program studi bagi seorang siswa harus dipikirkan secara matang karena hal tersebut akan menentukan masa depan dan kesuksesan setiap siswa. Banyak siswa di kelas kelas 12 SMA yang masih bingung menentukan jurusan apa yang akan dimasuki bahkan tidak tahu apa yang diinginkan untuk masa depan dan cita-citanya. Hal tersebut menyebabkan kebingungan para siswa karena mereka akan segera memasuki dunia perkuliahan yang menyebabkan sebagian dari mereka memikirkan jurusan kuliah secara instan tanpa mempertimbangkan hal lain seperti minat, kemampuan, dan keadaan sehingga menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam memilih jurusan. Menurut Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF) Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Selain mempengaruhi pembelajaran siswa di perguruan tinggi itu sendiri, salah jurusan ini  juga dapat berpengaruh dalam dunia kerja yang menyebabkan banyak lulusan/sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan bidang yang dipelajarinya.

Kesalahan pertama seorang siswa dalam memilih jurusan kuliah adalah terlalu memikirkan prospek kerja. Prospek kerja secara otomatis adalah hal pertama yang dipertimbangkan dalam memilih jurusan. Ketika seorang siswa belum mengetahui apa yang ingin ia lakukan di masa depan, maka ia akan memilih jurusan berdasarkan prospek finansialnya atau lebih tepatnya memilih jurusan yang menghasilkan banyak uang. Hal ini yang menyebabkan banyak siswa merasa dirinya salah jurusan, karena mereka hanya memilih jurusan yang prospek kerjanya tinggi, mempunyai banyak lapangan kerja dan pendapatan yang tinggi pula sehingga mereka merasa aman setelah lulus perguruan tinggi. Memilih jurusan berdasarkan prospek kerja tersebut membuat siswa mengesampingkan minat dan bakat mereka, sehingga di dunia kuliah nanti mereka tidak menikmati bidang yang mereka tekuni, merasa bosan, tidak tertarik, dan hanya terfokus pada hal finansial dan dalam dunia kerja nanti bisa jadi akan menimbulkan KKN dan pelanggaran kerja lainnya yang dapat merugikan orang lain.

Selanjutnya yaitu kurangnya keseimbangan antara kemampuan dan minat dalam memilih jurusan kuliah. Menjelang SNMPTN biasanya sekolah mengadakan konseling yang dilakukan oleh guru BK sekolah yang bersangkutan, hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui kemampuannya dalam persaingan masuk ke jurusan dan PTN yang mereka inginkan dengan membandingkan nilai antara siswa-siswa yang seminat. Hal ini membantu siswa untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian minat dan kemampuan siswa dalam memilih jurusan. Namun, banyak juga sekolah yang tidak melakukan hal tersebut, sehingga siswa dibiarkan memilih sendiri jurusan yang diinginkan dan ketidaktahuan siswa tersebut membuatnya terjerumus ke dalam jurusan yang salah atau bahkan tidak lolos seleksi SNMPTN. Kemampuan dan minat harus menjadi satu kesatuan dalam memilih jurusan yang tepat. Memilih jurusan tanpa melihat bakat atau kemampuan akan menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan memilih jurusan tanpa melihat minat akan membuat dunia kuliah akan membosankan sehingga pembelajaran juga tidak akan maksimal. Maksud kemampuan di sini bukan hanya kemampuan akademik saja, namun juga fisik dan mental siswa harus disesuaikan dengan jurusan yang akan dipilih. 

Masih berhubungan dengan minat dan kemampuan siswa, kesalahan selanjutnya yaitu memilih jurusan hanya berdasarkan hal yang disukai, dikuasai atau pelajaran yang nilainya paling bagus. Memang benar bahwa salah satu indikator dalam pemilihan jurusan adalah berdasarkan pelajaran yang nilainya paling bagus, hal yang disukai, dan juga hal yang dikuasai. Namun, jangan hanya terpatok dari itu saja. Karena dalam dunia perkuliahan nanti pembelajaran akan lebih luas dan bisa jadi berbeda jauh dari apa yang dibayangkan. Seseorang yang suka mengotak-atik komputer dan memperbaiki barang-barang elektronik bisa saja tidak akan cocok masuk ke Teknik Informatika bila ia tidak menyukai atau menguasai matematika. Karena teknik informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Teknik Informatika lebih fokus pada software yang disusun berdasarkan algoritma. Algoritma yang disusun berdasarkan persamaan rumus matematika ataupun logika yang kompleks. Jadi tidak mungkin seorang yang seorang mahasiswa IT menghindari matematika. Memikirkan dengan matang jurusan apa yang benar-benar diinginkan dan sesuai dengan kemampuan mungkin membutuhkan waktu yang lama, namun itu akan memberikan hasil yang lebih baik daripada memilih jurusan hanya karena keinginan saja tanpa melihat ke realita atau orang jawa biasanya bilang “pengen-pengen tok”.

Hal berikutnya lebih ke segi teknis, yaitu asal memilih jurusan dipilihan ke dua atau ketiga dan hanya terfokus pada pilihan pertama. Hal ini biasanya terjadi di SNMPTN maupun SBMPTN ketika seorang siswa hanya melihat pada pilihan pertama, sehingga cenderung memilih secara acak atau tidak sungguh-sungguh dalam memilih jurusan pilihan kedua dan ketiga. Padahal dalam SNMPTN dan SBMPTN tidak sedikit siswa yang diterima di pilihan kedua dan ketiga, sehingga ketika menjalani kuliah nanti mereka akan merasa salah jurusan dan tidak nyaman karena tidak bersungguh-sungguh dalam memilih jurusan pilihan kedua dan ketiga.

Memilih jurusan kuliah memang hal yang kompleks dan tidak boleh dianggap remeh oleh siswa. Bukan hanya menyesuaikan bakat, kemampuan, dan prospek kerja saja, dalam memilih jurusan juga harus dibicarakan kepada orang tua, pihak sekolah khususnya guru BK untuk mendapatkan informasi yang jelas, dan siswa juga dapat mendapatkan informasi dari kakak-kakak kelas yang sedang berkuliah di jurusan yang diinginkan. Hal ini dapat membuat siswa lebih tahu bagaimana realita di jurusan tersebut, apa saja yang dipelajari, keadaan lingkungan sekitar, sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa salah jurusan karena mereka telah mengenal dengan baik jurusan yang diinginkan.

Artikel Mengenai Literatur Siswa dalam Program Literasi Sekolah

SASTRA KLASIK, LITERATUR UTAMA
 UNTUK  SISWA






"Aku rela dipenjara asal dengan buku, karena dengan buku aku merasa bebas." 

Kalimat tersebut merupakan kutipan dari salah satu pahlawan proklamasi kita Mohammad Hatta. Mohammad Hatta adalah orang yang sangat menyukai buku. Bahkan ketika Moh. Hatta diasingkan di sebuah tempat terpencil yang sangat mengerikan di Papua yang bernama Boven Digoel, wakil presiden pertama Indonesia itu membawa 16 peti yang berisi ribuan buku dan mengabiskan waktunya di tempat pengasingan dengan membaca dan menulis buku. Sebuah semangat yang sudah jarang ditemui di masyarakat saat ini, di mana seseorang memilih untuk meluangkan waktunya untuk membaca buku. Kerena perubahan teknologi yang meningkat tajam, seseorang lebih suka menemukan informasi secara instan di internet daripada mebaca buku yang beratus-ratus halaman. Menyadari hal tersebut, pemerintah segera mencari solusi dengan menerapkan program literasi di sekolah dasar maupun sekolah menengah. Namun tidak semua buku adalah literatur yang tepat bagi siswa. Lalu bagaimana memilih literatur yang benar?

PROGRAM LITERASI

Sekarang ini, hampir setiap sekolah menerapkan program literasi, di mana siswa diwajibkan membaca buku fiksi maupun nonfiksi sesuai ketentuan sekolah sebelum memulai pembelajaran. Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Mahsun,  mengatakan Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan membiasakan dan memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Dalam jangka panjang, hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi tinggi. 

Untuk mencapai tujuan program literasi, buku-buku yang dibagikan untuk sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah ini adalah buku-buku yang dapat menumbuhkan budi pekerti. Namun, yang terjadi di lapangan adalah buku yang dibaca siswa sedikit sekali yang sesuai dengan tujuan literasi karena buku tersebut tidak menumbuhkan budi pekerti dan pengetahuan siswa. Hal tesebut sesuai dengan keadaan rak buku literasi disalah satu kelas di sekolah menengas atas yang hanya berisi novel teenlit atau novel remaja, dan beberapa komik.

LITERATUR PILIHAN

Buku yang baik adalah bacaan yang dapat memberikan pengetahuan, menumbuhkan kesadaran, dan meningkatkan kualitas diri setelah kita membacanya. Karena umur kita yang terbatas di tengah jutaan buku yang ingin kita baca, maka memilih dan menentukan prioritas dalah cara yang tepat untuk memulai membaca buku. Contoh jenis buku yang sesuai sebagai bahan literasi bagi siswa  adalah sastra klasik Indonesia, sastra klasik dunia, biografi, autobiografi, buku-buku keagamaan, filsafat dan buku science pop

Fiksi menjadi pilihan utama dalam program literasi ini karena selain merupakan bacaan yang tidak berat, fiksi juga dapat meningkatkan imajinasi dan kepekaan siswa terhadap lingkungan dan sosial sehingga dapat menuntun kepribadian dan karakter siswa secara tidak sadar. Namun, itu hanya didapatkan jika fiksi yang dipilih benar sesuai kebutuhan. 

KLASIK ITU APIK 

Novel sastra klasik, sebuah literatur pilihan seharusnya pilihan utama sebagai literatur pilihan terutama bagi siswa. Novel sastra klasik Indonesia adalah novel yang dibuat sekitar tahun 90an itu biasanya menggunakan bahasa yang baku dan dibalik cerita utamanya juga  menceritakan kondisi masyarakat pada saat itu dengan apik. Membaca novel sastra membuat pembacanya berpikir keras untuk memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Dalam sebuah novel sastra, pesan disampaikan dalam bentuk kiasan, sehingga setiap pembaca memiliki interpretasi yang berbeda-beda mengenai pesan tersebut.

Hampir tidak ada ruang bagi sastra klasik Indonesia di program literasi sekarang ini. Mayoritas buku fiksi yang dibaca sebagian siswa adalah novel teenlit atau novel remaja dan beberapa novel terjemahan. Hal tersebut jelas menggambarkan sedikitnya peminat novel kuno tersebut bagi remaja. Novel-novel lama seperti Bumi Manusia, Burung-burung Manyar, Ronggeng Dukuh Paruk, dan Siti Nirbaya yang ditulis oleh penulis besar dahulu sudah jarang terlihat. Hal tersebut sangat memprihatinkan dengan banyaknya manfaat yang kita dapatkan dari membaca novel satra klasik daripada novel-novel remaja jaman sekarang.

Penggambaran karakter dan latar dalam sebuah novel sastra sangat mendetail dan menggugah kesadaran pembaca. Dengan membaca novel sastra siswa menjadi terbiasa untuk tidak gampang memberikan stigma kepada orang lain, memandang hidup dengan sudut pandang baru yang lebih jelas, juga dapat menumbuhkan jiwa sosial di masyarakat yang kompleks dengan berbagai masalah yang ada. Hal tersebut menjadikan novel sastra klasik sebagai salah satu pilihan literatur yang tepat bagi siswa yang pastinya dapat menumbuhkan budi pekerti dan karakter anak seperti tujuan utama program literasi dibentuk.

BUKAN SEKADAR BACAAN

Melihat bagaiman program literasi berjalan dengan lancar, pemerintah dan pihak yang berwajib juga harus mengawasi literatur-literatur atau buku yang dibaca siswa. Jangan sampai siswa menghabiskan waktu dengan membaca buku yang salah, tidak bermanfaat apalagi berbau hal yang negatif. Siswa harus diarahkan untuk membaca buku fiksi maupun nonfiksi yang tidak hanya menyajikan cerita yang menarik namun juga sebuah pelajaran dan pengetahuan yang bermanfaat untuk kehidupannya yang akan datang. Bacaan yang tepat bukan hanya menambah pengetahuan namun juga akan menyebabkan pembaca ketagihan untuk membaca buku-buku yang serupa sehingga budaya membaca akan tumbuh lebat lagi di Indonesia.

Review Lukisan Impression Sunrise Karya Claude Monet, the Most Beautiful Painting in My Life


Impression Sunrise, Le Havre in A Piece
 of the Canvas




Karya         : Claude Monet
Tahun : 1872
Media        : Oil on canvas
Dimensi     : 48 cm × 63 cm (18.9 in × 24.8 in)
Lokasi : Musée Marmottan Monet, Paris

Lukisan Impression Sunrise adalah lukisan terkenal  oleh Claude Monet yang diciptakan dari sebuah adegan di pelabuhan Le Havre. Lukisannya Impression, Sunrise adalah lukisan yang sangat bersejarah karena dari lukisan inilah asal nama penamaan aliran impresionisme dibuat.  Claude Monet dikenal juga dengan nama Oscar-Claude Monet atau Claude Oscar Monet (lahir di Paris, 14 November 1840 – meninggal di Giverny, 5 Desember 1926 pada umur 86 tahun) adalah pelukis Perancis dengan aliran impresionisme. 

Lukisan Impression, Sunrise adalah lukisan pemandangan yang sangat indah dan sangat nyaman untuk dilihat secara keseluruhan. Sesuai dengan alirannya, lukisan ini menampilkan kesan-kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk. Lukisan ini dibuat bukan untuk menunjukkan pemandangan pelabuhan Le Havre yang akurat, namun untuk merekam kesan pertama saat melihat pemandangan tersebut. Hal itu persis seperti yang pernah dikatakan Claude Monet tentang lukisannya “Itu benar-benar tidak bisa lewat sebagai pandangan Le Havre.”. Karena memang impresionisme yaitu aliran seni lukis yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis dan lukisan Impression, Sunrise adalah lukisan yang sempurna untuk menggambarkan aliran impresionisme yang akurat.

Claude Monet memakai goresan warna-warna pendek, pecah, dan sekaligus murni yang memberikan nyawa kepada lukisan. Penekanan lukisan kemudian bergeser kepada kesan keseluruhan daripada detail-detail objek tertentu. Oleh karena itu, kita bisa menemuka pohon-pohon yang digambar ala kadarnya dan juga matahari berwarna jingga kemerahan bulat yang mendominasi lukisan tersebut. Jika kita melihat lebih teliti, dalam lukisan tersebut terdapat ikan-ikan yang hanya digambarkan dengan sapuan kuas tanpa memberikan bentuk ikan pada umumnya. Perahu yang dilukiskan juga digambarkan secara sederhana tanpa teknik yang berlebihan dengan dua orang didalamnya yang digambar dengan warna hitam. Selanjutnya langit-langit dibuat dengan perpaduan warna yang sangat pas dan indah tanpa digambarkan secara detail. Lukisan ini lebih seperti sketsa sederhana yang dibuat dari perpaduan warna yang pas. Pohon, ikan, laut, langit dan perahu memang dibuat sebegitu rupa karena lukisan ini harus dilihat dari sudut pandang keseluruhan bukan ke detail.

Ada juga yang mengatakan karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa. Namun, penggunaan warna-warna cerah dan pengharaman warna hitam tidak berlaku pada lukisan Impression, Sunrise karya Claude Monet. Karena dapat kita lihat kukisan ini menggunakan perpaduan warna yang lebih kalem yaitu dengan perpaduan warna biru dan jingga yang memang menggambarkan waktu sore  dengan sangat tepat. Lukisan ini juga menggunakan warna hitam pada gambar perahu. Hal ini karena lukisan Claude Monet diciptakan pada awal munculnya aliran impresionisme sehingga masih terbawa warna-warna gelap dari lukisan-lukisan yang biasa dibuat pada abad 19 yang pada saat itu masyarakat lebih menghargai warna gelap dan suram pada lukisan.

Karena itulah lukisan Impression, Sunrise ini berbeda dengan karya-karya Claude Monet lainnya seperti The Artist's Garden at Giverny, The Garden at Sainte-Adresse, Water Lilies Green Reflection , dan Madame Monet and Child yang lebih berani menggunakan warna yang lebih terang begitu juga dengan lukisan impresionisme yang berkembang abad ini. Meskipun begitu lukisan Impression, Sunrise tetap mengandung gaya lukisan Claude Monet yang biasanyayang tidak bisa dipisahkan dari alirannya, karena aliran impresionisme ada karena lukisan ini. Dan menurut saya, lukisan ini adalah lukisan terbaik Claude Monet dengan segala kelebihan dan kekurangannya.