Senin, 01 Januari 2018

Opini Mengenai Kesalahan Siswa dalam Memilih Jurusan Kuliah

Kesalahan dalam Memilih Jurusan Kuliah





Pemilihan jurusan kuliah atau program studi bagi seorang siswa harus dipikirkan secara matang karena hal tersebut akan menentukan masa depan dan kesuksesan setiap siswa. Banyak siswa di kelas kelas 12 SMA yang masih bingung menentukan jurusan apa yang akan dimasuki bahkan tidak tahu apa yang diinginkan untuk masa depan dan cita-citanya. Hal tersebut menyebabkan kebingungan para siswa karena mereka akan segera memasuki dunia perkuliahan yang menyebabkan sebagian dari mereka memikirkan jurusan kuliah secara instan tanpa mempertimbangkan hal lain seperti minat, kemampuan, dan keadaan sehingga menyebabkan kesalahan-kesalahan dalam memilih jurusan. Menurut Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF) Irene Guntur, M.Psi., Psi., CGA, sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Selain mempengaruhi pembelajaran siswa di perguruan tinggi itu sendiri, salah jurusan ini  juga dapat berpengaruh dalam dunia kerja yang menyebabkan banyak lulusan/sarjana yang bekerja tidak sesuai dengan bidang yang dipelajarinya.

Kesalahan pertama seorang siswa dalam memilih jurusan kuliah adalah terlalu memikirkan prospek kerja. Prospek kerja secara otomatis adalah hal pertama yang dipertimbangkan dalam memilih jurusan. Ketika seorang siswa belum mengetahui apa yang ingin ia lakukan di masa depan, maka ia akan memilih jurusan berdasarkan prospek finansialnya atau lebih tepatnya memilih jurusan yang menghasilkan banyak uang. Hal ini yang menyebabkan banyak siswa merasa dirinya salah jurusan, karena mereka hanya memilih jurusan yang prospek kerjanya tinggi, mempunyai banyak lapangan kerja dan pendapatan yang tinggi pula sehingga mereka merasa aman setelah lulus perguruan tinggi. Memilih jurusan berdasarkan prospek kerja tersebut membuat siswa mengesampingkan minat dan bakat mereka, sehingga di dunia kuliah nanti mereka tidak menikmati bidang yang mereka tekuni, merasa bosan, tidak tertarik, dan hanya terfokus pada hal finansial dan dalam dunia kerja nanti bisa jadi akan menimbulkan KKN dan pelanggaran kerja lainnya yang dapat merugikan orang lain.

Selanjutnya yaitu kurangnya keseimbangan antara kemampuan dan minat dalam memilih jurusan kuliah. Menjelang SNMPTN biasanya sekolah mengadakan konseling yang dilakukan oleh guru BK sekolah yang bersangkutan, hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui kemampuannya dalam persaingan masuk ke jurusan dan PTN yang mereka inginkan dengan membandingkan nilai antara siswa-siswa yang seminat. Hal ini membantu siswa untuk mengetahui seberapa jauh kesesuaian minat dan kemampuan siswa dalam memilih jurusan. Namun, banyak juga sekolah yang tidak melakukan hal tersebut, sehingga siswa dibiarkan memilih sendiri jurusan yang diinginkan dan ketidaktahuan siswa tersebut membuatnya terjerumus ke dalam jurusan yang salah atau bahkan tidak lolos seleksi SNMPTN. Kemampuan dan minat harus menjadi satu kesatuan dalam memilih jurusan yang tepat. Memilih jurusan tanpa melihat bakat atau kemampuan akan menyebabkan kesulitan-kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan memilih jurusan tanpa melihat minat akan membuat dunia kuliah akan membosankan sehingga pembelajaran juga tidak akan maksimal. Maksud kemampuan di sini bukan hanya kemampuan akademik saja, namun juga fisik dan mental siswa harus disesuaikan dengan jurusan yang akan dipilih. 

Masih berhubungan dengan minat dan kemampuan siswa, kesalahan selanjutnya yaitu memilih jurusan hanya berdasarkan hal yang disukai, dikuasai atau pelajaran yang nilainya paling bagus. Memang benar bahwa salah satu indikator dalam pemilihan jurusan adalah berdasarkan pelajaran yang nilainya paling bagus, hal yang disukai, dan juga hal yang dikuasai. Namun, jangan hanya terpatok dari itu saja. Karena dalam dunia perkuliahan nanti pembelajaran akan lebih luas dan bisa jadi berbeda jauh dari apa yang dibayangkan. Seseorang yang suka mengotak-atik komputer dan memperbaiki barang-barang elektronik bisa saja tidak akan cocok masuk ke Teknik Informatika bila ia tidak menyukai atau menguasai matematika. Karena teknik informatika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Teknik Informatika lebih fokus pada software yang disusun berdasarkan algoritma. Algoritma yang disusun berdasarkan persamaan rumus matematika ataupun logika yang kompleks. Jadi tidak mungkin seorang yang seorang mahasiswa IT menghindari matematika. Memikirkan dengan matang jurusan apa yang benar-benar diinginkan dan sesuai dengan kemampuan mungkin membutuhkan waktu yang lama, namun itu akan memberikan hasil yang lebih baik daripada memilih jurusan hanya karena keinginan saja tanpa melihat ke realita atau orang jawa biasanya bilang “pengen-pengen tok”.

Hal berikutnya lebih ke segi teknis, yaitu asal memilih jurusan dipilihan ke dua atau ketiga dan hanya terfokus pada pilihan pertama. Hal ini biasanya terjadi di SNMPTN maupun SBMPTN ketika seorang siswa hanya melihat pada pilihan pertama, sehingga cenderung memilih secara acak atau tidak sungguh-sungguh dalam memilih jurusan pilihan kedua dan ketiga. Padahal dalam SNMPTN dan SBMPTN tidak sedikit siswa yang diterima di pilihan kedua dan ketiga, sehingga ketika menjalani kuliah nanti mereka akan merasa salah jurusan dan tidak nyaman karena tidak bersungguh-sungguh dalam memilih jurusan pilihan kedua dan ketiga.

Memilih jurusan kuliah memang hal yang kompleks dan tidak boleh dianggap remeh oleh siswa. Bukan hanya menyesuaikan bakat, kemampuan, dan prospek kerja saja, dalam memilih jurusan juga harus dibicarakan kepada orang tua, pihak sekolah khususnya guru BK untuk mendapatkan informasi yang jelas, dan siswa juga dapat mendapatkan informasi dari kakak-kakak kelas yang sedang berkuliah di jurusan yang diinginkan. Hal ini dapat membuat siswa lebih tahu bagaimana realita di jurusan tersebut, apa saja yang dipelajari, keadaan lingkungan sekitar, sehingga tidak ada lagi siswa yang merasa salah jurusan karena mereka telah mengenal dengan baik jurusan yang diinginkan.

0 komentar:

Posting Komentar